Ramadhan tidak pernah datang secara tiba–tiba. Ia hadir setiap tahun dengan membawa pesan yang sama: bahwa Allah memberi kita kesempatan untuk naik ke level yang lebih tinggi dalam ibadah, akhlak, dan ketakwaan. Karena itu, Ramadhan bukan tentang menunggu waktu datangnya hilal, tetapi tentang bagaimana kita mempersiapkan diri jauh sebelum hari pertama puasa dimulai. Inilah saatnya kita mulai membiasakan diri dengan amalan–amalan kecil yang akan memudahkan kita memasuki Ramadhan dengan hati yang lebih siap dan jiwa yang lebih tenang.
Sejak hari ini, mulai biasakan bangun lebih awal – setidaknya untuk merasakan kembali nikmatnya suasana menjelang Subuh. Di waktu itu, Allah membuka pintu langit dan mengabulkan doa hamba-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ”
“Allah turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir…” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kebiasaan bangun dini bukan hanya mempersiapkan fisik dan ritme tubuh, tetapi juga melatih hati untuk terbiasa dekat dengan Allah sebelum Ramadhan tiba.
Di waktu yang sama, mulailah membiasakan tilawah walaupun hanya beberapa ayat setiap hari. Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, dan tidak ada persiapan terbaik kecuali membangun kedekatan dengan kitab Allah. Allah berfirman:
“شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ”
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an” (QS. Al-Baqarah: 185).
Membaca Al-Qur’an sebelum Ramadhan akan membentuk kebiasaan yang membuat kita lebih mudah menyelesaikan tilawah atau khatam selama bulan suci.
Selain tilawah, biasakan pula memberi. Sedekah kecil tetapi dilakukan konsisten akan membentuk karakter dermawan yang lebih mudah kita hidupkan ketika Ramadhan tiba. Rasulullah ﷺ adalah manusia paling dermawan, dan kedermawanan beliau memuncak pada bulan Ramadhan. Disebutkan dalam hadis:
“كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ”
“Rasulullah ﷺ adalah manusia paling dermawan, dan paling dermawan di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari).
Ramadhan sejatinya adalah momentum perubahan. Ia tidak menuntut kita menjadi sempurna, tetapi mengajak kita menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Maka mulailah dari sekarang untuk melatih diri sedikit demi sedikit membentuk kebiasaan baik, menata hati, memperbaiki ibadah, dan menyiapkan jiwa yang siap disucikan.
Karena Ramadhan memang bukan tentang menunggu. Ia tentang mempersiapkan diri agar ketika hari pertama puasa itu tiba, kita sudah menjadi hamba yang siap menerima limpahan rahmat Allah. Maka mari mulai latihannya hari ini, pelan tapi konsisten. Setiap langkah kecil adalah bagian dari perjalanan menuju Ramadhan yang lebih bermakna. Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bertemu Ramadhan dalam keadaan terbaik. Aamiin.






