YAYASAN MUTIARA SURGA

Membuka Pintu Surga dengan Sedekah

Bagikan :

Harta dan kekayaan yang benar-benar kita miliki

dan nikmati ialah yang telah disedekahkan di jalan Alloh Subhanahu Wata’ala. Berapapun harta yang kita donasikan, niscaya pundi-pundi pahala akan kita raih, bahkan satu dari delapan pintu surga dibukakan bagi kita yang gemar berinfak dan bersedekah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

(( مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ اْلأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ اْلأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ ))

 

“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Alloh maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Alloh, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”

Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai Rosululloh, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”. Maka beliau pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhori)

Harta yang akan ditinggalkan kita setelah kematiaan pada hakikatnya menjadi milik ahli waris. Rumah megah yang kita usahakan dengan bercucuran keringat, mobil mewah yang kita peroleh dengan jerih payah, dan tanah melimpah ruah yang kita dapatkan dengan penuh pengorbanan, seluruhnya menjadi milik ahli waris. Mereka menikamati harta dan kekayaan kita dengan suka cita dan penuh kegembiaraan, namun apakah mereka bisa menyelamatkan kita dari pedihnya api neraka yang menyala-nyala?

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

))أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلاَّ مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ قَالَ فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ وَمَالُ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ ((

“Adakah diantara kalian yang lebih mencintai harta untuk ahli warisnya daripada hartanya sendiri?” Mereka (para sahabat menjawab), ‘Wahai Rosululloh, tidak ada seorangpun diantara kami kecuali lebih mencintai hartanya sendiri.’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya hartanya yang sebenarnya adalah yang ia infakkan. Sedangkan harta untuk ahli warisnya adalah yang ia tinggalkan (belum ia infakkan).” (HR. Bukhori)

(ust. Arifin,S.H.I)

Leave a Reply

Download E-Book Panduan Ramadhan

Categories