YAYASAN MUTIARA SURGA

THALUT , DAWUD DAN JALUT

Bagikan :

Thalut, Dawud dan Jalut

Tahun demi tahun berlalu begitu cepat di hadapan Bani Israil. Selama itu juga Alloh terus mengutus nabi demi nabi kepada mereka untuk memberi petunjuk ke jalan yang benar dan baik. Akan tetapi, mereka selalu durhaka kepada Alloh Ta’ala, sehingga Alloh pun menghukum mereka dengan membuat mereka dihancurkan oleh musuh-musuh mereka dari kaum ‘Amaliq. Di tengah Bani Israil hanya ada satu orang yang beriman, yaitu Samuel, seorang pemuda yang garis keturunannya terhubung sampai kepada para Nabi. Yang pada akhirnya Samuel diangkat menjadi Nabi bagi Bani Israil.

Perang antara kaum Yahudi dan ‘Amaliq terus berlangsung, dan kemenangan selalu menjadi milik kaum Yahudi. Hingga terjadilah satu perang besar yang kaum Yahudi telah mempersiapkannya dengan baik. Begitu juga dengan bangsa ‘Amaliq yang mempersiapkannya dengan baik. Pecahlah pertempuran yang dahsyat antara kedua belah pihak. Setelah perang berakhir, kemenangan berpihak kepada bangsa ‘Amaliq, sedangkan Bani Israil kalah. Nabi Alloh, Samuel, merasa sangat sedih, terlebih kesedihan yang dirasakan oleh kaum Yahudi.

Tahun demi tahun berlalu setelah kekalahan Bani Israil dan hilangnya Tabut dari tangan mereka. Nabi Samuel tak henti-hentinya mengajak mereka untuk beribadah kepada Alloh. Samuel memerintahkan mereka untuk bertaubat. Dengan izin Alloh, umat Yahudi, mereka tetap beribadah kepada Alloh. Hari, bulan, dan tahun terus berlalu. Samuel semakin tua dan menjadi kakek-kakek. Para pembesar dan pemimpin Bani Israil kemudian berkumpul, pergi menemui Samuel seraya berkata, Sungguh, engkau kini sudah tua renta, wahai nabi Alloh. Kami datang menemuimu menginginkan agar engkau berdoa kepada Alloh supaya Dia memberikan raja yang akan memerintah kami dan memimpin kami dalam peperangan.”

Samuel menjawab, “Raja? Sesungguhnya, Alloh akan memelihara kalian sepeninggalku dan mengutus para Nabi di tengah kalian. Alloh pemelihara yang paling baik.”

Mereka berkata, “Kami tahu Alloh tidak akan menelantarkan kami, tapi kami menghendaki seorang raja yang akan memimpin kami dan kami berkumpul di sekelilingnya.”

Samuel menjawab, “Bagaimana kalau raja itu nanti menjadikan kalian sebagai budaknya, anak-anak kalian akan menjadi pembantu di istananya, dan ia akan menzhalimi kalian, hingga kalian berdoa kepada Alloh agar Dia berkenan membebaskan kalian darinya, tapi Alloh tidak lagi mengabulkan permintaan kalian?”

Mereka menjawab, “Kami rela menerima semua itu.” Sungguh, umat Yahudi selalu memilih hal yang paling sulit, meskipun Alloh telah memberikan kemudahan kepada mereka. Mereka benar-benar kaum yang membangkang dan jahat. Mereka berkata, “Kami menghendaki seorang raja yang akan menyatukan dan membimbing kami untuk berperang, sekalipun ia akan menghinakan dan menjadikan kami sebagai budaknya.”

Samuel berkata, “Tapi, apakah kalian akan berperang seandainya Alloh mewajibkan perang kepada kalian dan menjadikan itu sebagai sebuah perintah?”

Mereka menjawab, “Ya. Kami akan berperang. Bagaimana kami tidak berperang di jalan Alloh, sementara kami telah diusir dari negeri kami dan anak-anak kami sudah menjadi budak bagi kaum ‘Amaliq?” Melihat mereka begitu ngotot atas kemauan itu, Samuel pun duduk untuk berdoa kepada Alloh dengan penuh khusyuk. Alloh kemudian menurunkan wahyu kepada Samuel bahwa Dia akan mengabulkan untuknya dan kaumnya. Alloh juga memerintahkan Samuel agar menyampaikan apa yang telah diwahyukan itu kepada mereka. Samuel keluar untuk menemui Bani Israil yang sedang menantinya untuk mengetahui nama raja yang dipilih Alloh.

Samuel berkata, “Alloh telah mengabulkan doa kita dan Dia telah mengirimkan seorang raja kepada kalian.”

“Siapa dia wahai Samuel?” Tanya mereka.

“Ia adalah Thalut.” Jawab Samuel. Mendengar nama Thalut, keluarlah suara-suara dari Bani Israil yang menolak perintah Alloh Ta’ala. Mereka menentang Thalut lantaran ia hanya seorang tukang air, orang miskin, dan tidak berharta.

Mereka berkata, “Bagaimana mungkin Thalut memimpin kami, sedangkan kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripada dia?” Samuel menjawab, “Sesungguhnya, Alloh telah memilihnya menjadi raja untuk kalian dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik. Alloh memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dan Alloh Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

Peperangan antara Kaum Yahudi dan bangsa ‘Amaliq kembali meletus. Kaum ‘Amaliq menghimpun pasukan mereka dan berkumpul di sekitar pemimpin mereka yang bernama, Jalut. Seorang ksatria yang berpostur tinggi besar lagi kuat dan tidak akan mundur dari medan peperangan betapa pun sengitnya. Mereka bergerak untuk menyerang kaum Bani Israil. Jumlah pasukan Bani Israil pada peperangan kali ini mencapai 80.000 personil yang kuat-kuat. Sebab, peperangan yang akan mereka hadapi sangat menentukan, di samping ‘Amaliq juga telah menghimpun para pasukan yang gagah berani untuk menghadapi kaum Bani Israil.

Sebelum pergi, Samuel berpesan kepada Thalut agar mereka tidak meminum air sungai Yordan yang akan mereka lewati dalam perjalanan. Thalut pun menyeru bala tentaranya, “Sesunggunya, Alloh akan menguji kalian dengan sebuah sungai. Maka barangsiapa di antara kalian yang meminum airnya, maka ia akan kembali dan tidak akan ikut berperang adapun orang yang meminumnya hanya dengan satu cidukan tangan saja, maka ia akan terus melanjutkan perjalanan bersama kami untuk memerangi musuh.”

Setelah mereka berangkat menuju pertempuran, sampailah mereka di sungai Yordan. Dan benarlah, mayoritas pasukan Bani Israil langsung menuju sungai tersebut karena mereka kehausan setelah melalui perjalanan di atas gurun yang saat itu panas matahari sangat terik, kecuali hanya segelintir orang saja dari mereka. Hanya 314 orang yang tidak meminum air sungai itu dan mematuhi perintah Nabi Alloh sekaligus perintah raja mereka, Thalut. Maka orang-orang yang meminum air tersebut tidak dapat melanjutkan perjalanan perang, mereka kemudian kembali lagi ke Baitul Maqdis.

Sisa pasukan Thalut melanjutkan perjalanan hingga sampai di tempat pasukan ‘Amaliq. Di sana mereka melihat pasukan bangsa ‘Amaliq yang pemberani sehingga salah seorang Bani Israil berteriak, “Tak ada kesanggupan bagi kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan bala tentaranya. Pasukan jalut yang gagah berani itu pasti akan menghancurkan kita.”

Dahulu sebuah peperangan tidak akan dimulai sebelum ada duel antara dua orang lelaki bersenjata dari masing-masing pasukan. Maka, dimulailah duel antara pasukan Thalut dan pasukan Jalut. Keluarlah Jalut, raja ‘Amaliq, untuk berduel dengan pasukan Thalut. Jalut berteriak lantang, “Thalut, keluarlah untuk berduel denganku, atau utuslah seseorang untuk berduel denganku. Jika aku dapat membunuhmu, maka kerajaanmu akan menjadi milikku. Sebaliknya, jika kamu dapat membunuhku, maka kerajaanku akan menjadi milikmu.”

Pasukan Thalut saat itu ketakutan mereka semua mundur. Tak seorang pun dari mereka yang berani berduel melawan Jalut. Thalut berteriak memberi semangat pasukannya, “Siapa yang akan keluar untuk berduel dengan Jalut?” Tak seorang pun menjawab. Jalut pun tertawa dan berjalan dengan membawa pasukan berkudanya ke arah pasukan Yahudi. Pasukan Yahudi pun mundur. Lalu thalut berteriak memberi semangat kepada pasukannya dan berkata, “Barangsiapa di antara kalian ada yang berani berduel dengannya, maka akan aku kawinkan ia dengan puteriku dan akan aku muliakan ia dan keluarganya di kalangan Bani Israil.” Namun tak satupun dari pasukannya yang berani melawan Jalut.

Hingga datanglah Dawud seorang anak kecil pemberani. Ia datang dengan penuh kemarahan melihat Bani Israil yang pengecut. Dawud diremehkan oleh Jalut karena usianya yang masih belia. Begitupun keluarga dan pasukan Bani Israil mengkhawatirkan Dawud saat ingin berduel melawan Jalut. Namun atas izin Alloh dengan keberaniannya Dawud dapat mengalahkan Jalut hanya dengan ketapel yang ia gunakan hingga lemparannya tepat mengenai mata Jalut hingga ia terjatuh, lalu Dawud memenggal leher Jalut. Orang ‘Amaliq seketika merasa ketakutan, sementara orang Yahudi membaca tahlil. Mereka kemudian menyerang suku ‘Amaliq hingga melarikan diri dan mereka pun berhasil meraih kemenangan.

Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!

www.mutiarasurga.org

Download E-Book Panduan Ramadhan

Categories