YAYASAN MUTIARA SURGA

ABDURROHMAN BIN AUF “Hartawan yang Dermawan”

abdurrahman bin auf

Bagikan :

ABDURROHMAN BIN AUF  “Hartawan yang Dermawan”

Kali ini kita akan berkisah tentang seorang sahabat yang termasuk pertama-tama masuk Islam, ia salah satu dari sepuluh sahabat yang telah dijamin masuk surga, ia juga sahabat yang terkenal kaya raya, dermawan, dan gemar berinfak dengan hartanya di jalan Alloh . Kira-kira siapa? ya, benar.., sahabat tersebut yaitu Abdurohman bin Auf .

Masuk Islam

Namanya pada zaman jahiliyah adalah Abdu Amru. Namun setelah masuk Islam, Nabi  memanggilnya dengan nama Abdurrohman. Jadilah namanya Abdurrohman bin Auf . Dia adalah salah seorang dari delapan orang yang lebih awal masuk Islam. Abu Bakar  datang kepadanya menyampaikan Islam, akhirnya ia menemui Nabi  dan memeluk Islam. Sejak memeluk Islam, ia selalu menjadi teladan cemerlang sebagai seorang mukmin yang besar. Bahkan Nabi  telah memberi kabar gembira karena ia termasuk dalam sepuluh orang yang dijamin masuk surga. Semoga kita semua juga termasuk penghuni surga… amiin..

Kisah hijrah dan persaudaraan

Abdurrohman  termasuk orang yang sabar dan jujur. Buktinya, sebelum peristiwa hijrah, beliau mengalami siksaan dalam perjuangan di jalan Alloh  sebagaimana kaum muslimin lainnya. Tibalah perintah hijrah pertama dan ia termasuk pula dalam rombongan Muhajirin ke Habasyah. Ia juga ikut dalam peristiwa hijrah ke Madinah, dan pada waktu itu Nabi  mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Anshor. Abdurrohman bin Auf  dipersaudarakan dengan Sa’ad ibn Rabi’ al-Anshori .

Suatu ketika Sa’ad  berkata kepada Abdurrohman , “Wahai saudaraku, aku termasuk penduduk Madinah yang paling kaya. Silakan ambillah separuh hartaku. Aku juga memiliki dua istri, pilihlah mana yang kamu mau, aku akan melepasnya agar menjadi istrimu.” Apa yang dikatakan Abdurrohman . Ia pun menolak dengan halus, “Semoga Alloh  memberkati harta dan keluargamu. Tapi bukan itu yang aku inginkan, tunjukkanlah kepadaku dimana letak pasar.” Dari sinilah titik mula karier sahabat Abdurrohman  merintis, ia berdagang di pasar Madinah. Dalam waktu relatif singkat dia sudah bisa memetik keuntungan dan bisa menabungnya. Masyaalloh, ditawari harta malah menolak.

Berniaga dan Infak fi sabilillah

Bila kita ingin tahu jumlah kekayaan sahabat Abdurrohman , maka kita dapat mengetahui dengan memperhatikan jumlah yang diinfakkannya di jalan Alloh . Berikut ini adalah kisah-kisah perniagaan dan infak beliau  diantara:

Suatu ketika datang kafilah dagang dari Syam membawa barang-barang dagangannya, sampai-sampai Ummul Mukminin Aisyah  takjub dan berkata, “Kafilah itu yang telah menyebabkan Madinah berguncang”. Apa yang membuat goncang..? yaitu berupa 700 ekor unta beserta perlengkapannya.

Menjelang wafatnya, beliau  juga mewasiatkan 50 ribu dinar untuk diinfakkan di jalan Alloh . Ia juga berwasiat bagi setiap orang yang ikut perang Badar dan masih hidup, masing-masing mendapatkan 400 dinar, hingga Utsman bin Affan  juga mengambil bagian dari wasiat itu, meskipun termasuk orang kaya. Ia berkata: “Harta Abdurrohman bin Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa keselamatan dan keberkahan.” 

Rahasia keberhasilan

Peristiwa-peristiwa tadi sudah cukup untuk menggambarkan tentang kehidupan sahabat Abdurahman . Jadi, dia adalah saudagar yang sukses, dan kaya raya. Dia adalah seorang mukmin yang bijaksana, yang tidak ingin kehilangan agamanya, dan tidak sudi kekayaannya membuat dirinya tertinggal dari kafilah iman dan pahala surga. Untuk itulah, ia mendermakan hartanya dengan kemurahan hati dan kesadaran nuraninya. Untuk menggapai keberkahan ia menunaikan hak-hak Alloh  dengan baik. Keuntungan dalam perniagaannya sangat melimpah, hingga mencapai batas yang membuat dirinya sendiri merasa takjub dan heran, sampai ia berkata, “Berkat doa Nabi, maka dunia datang kepadaku, sungguh seandainya aku mengangkat batu, niscaya kudapati emas dan perak ada dibawahnya.”

Faktor lainnya yaitu ia sangatlah selektif untuk berniaga dari yang halal dan benar-benar menjauhkan diri dari yang syubhat dan haram. Ia gunakan hartanya untuk memperkokoh hubungan kekeluargaan dan tali persaudaraan, serta menyediakan perlengkapan yang diperlukan tentara Islam. Karena hal tersebut, sampai ada yang mengatakan, “Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrohman bin Auf    pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya, sepertiga lagi dipergunakannya untuk membayar utang-utang, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikannya kepada mereka.

Perniagaan bagi beliau  bukanlah hal yang tercela. Ia sendiri pun bukanlah orang yang ‘loba’ untuk mengumpulkan harta tuk jadi orang kaya. Melainkan suatu amal dan kewajiban, yang keberhasilannya akan menambah kedekatannya pada Alloh  dengan menunaikan hak-hak-Nya dan berkorban di jalan-Nya. Beliau  adalah orang yang mengendalikan hartanya, bukan dikendalikan oleh harta. Ia tidak mau celaka dengan harta yang dimilikinya, bahkan ia mengumpulkannya dengan tetap merendahkan hati dan tidak menikmati untuk kepentingan sendiri, melainkan dinikmati bersama keluarga, kerabat, rekan, dan masyarakatnya. Hartanya tidak akan pernah membuat dirinya lega dan senang bahkan merasa khawatir, selama belum digunakan untuk membela agama-Nya dan membantu sesama. Demikian kisahnya, semoga kita menjadi orang yang kaya, yang tak tertipu dengan kekayaan, seperti sahabat Nabi  diatas dan kita bisa meneladaninya Amin, wallohu ta’ala a’lam…

Oleh: Salim, S. Ud

 

Download E-Book Panduan Ramadhan

Categories