Ash-Habul Qaryah Surat Yasin
Surat Yasin – Raja Antikhis, penguasa Antakiah, memerintahkan para pengawal dan tentaranya untuk mengeluarkan tiga orang tahanan dari dalam selnya untuk dihukum mati di hadapan khalayak ramai. Raja Antikhis adalah seorang penguasa lalim dan kafir kepada Alloh Ta’ala. Dia mengaku dirinya sebagai tuhan selain Alloh dan memerintahkan rakyatnya untuk menyembah dirinya. Karena takut, mereka pun melakukan apa yang diinginkannya. Raja selalu menyebar mata-mata di tengah rakyatnya. Bila mereka tahu ada orang beriman, mereka pun membawanya ke hadapan raja kemudian memenjarakan dan membunuhnya, hingga tidak ada lagi yang beriman di negeri itu, selain tiga orang laki-laki.
Tibalah waktunya eksekusi ketiga laki-laki beriman tersebut yang disaksikan langsung oleh warga Antakiah. Namun saat eksekusi berlangsung satu dari ketiga laki-laki mukmin tersebut berhasil melepaskan diri dan masuk ke dalam kerumunan orang-orang yang jumlahnya sangat banyak hingga dapat melarikan diri dari hukuman pembunuhan sang raja lalim lagi kafir. Laki-laki mukmin yang melarikan diri ini bernama Shalom.
Sampailah Shalom di rumah Miltas yaitu saudaranya yang beriman namun menyembunyikan keimanannya. Miltas memang tidak datang saat eksekusi berlangsung sebab tidak tega menyaksikan saudaranya dieksekusi mati. Setelah Shalom memasuki rumah Miltas, ia menceritakan kejadian yang sebenarnya, ia pun meminta makanan, sejumlah uang dan kendaraan kepada Miltas untuk melarikan diri dari kejaran prajurit kerajaan.
Hari demi hari terus berlalu, hingga akhirnya Shalom mulai bingung hendak kemana ia melanjutkan perjalanan yang tanpa arah tujuan. Ia pun berjalan dengan langkah berat menuju sebuah gua hingga akhirnya sampai di dalamnya. Ia terlelap tidur. Shalom terbangun oleh suara gaduh yang ada di dalam gua tempat persembunyiannya itu. Ada tiga orang laki-laki duduk di dalam gua yang telah diangkat menjadi nabi yaitu Shoduq, Shadiq dan Sam’an. Tiba-tiba terdengar suara Shalom dari tempat persembunyiannya seraya menampakkan dirinya, “Tidak semua mereka itu kafir, saudaraku.” Shadiq bertanya, “Siapa kamu? Apa yang membawamu datang ke sini?”
Shalom menjawab, “Jangan marah, wahai Nabi Alloh. Aku orang beriman dari Antakiah. Aku lari dari kekejaman dan kezaliman raja hingga aku ditimpa kelaparan, kehausan, dan sakit. Tapi aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang haq selain Alloh. Shalom adalah orang mukmin pertama di negeri ini. Kedua nabi itu kemudian mengusap kepalanya, sehingga semua letih yang dirasakannya pun hilang. Alloh telah memberi keduanya mukjizat hingga dapat menyembuhkan orang sakit tanpa obat atau terapi apa pun dengan izin Alloh Ta’ala.
Shaduq dan Shadiq berniat memasuki Antakiah sebagai dokter atau tabib. Orang pertama yang mereka kunjungi adalah Miltas yang kemudian memberi mereka rumah untuk ditempati dan dijadikan sebagai klinik. Dua nabi itu mulai menyebarkan dakwah Islam melalui pengobatan. Kedua nabi itu akhirnya terkenal sebagai tabib di negeri Antakiah, hingga raja mengetahui keberadaan mereka. Raja Antikhis mengundang mereka berdua setelah mendapatkan informasi yang valid dari mata-matanya, bahwa kedua orang itu mengajak manusia untuk menyembah Alloh, tuhan Yang Tunggal lagi Maha Esa. Shadiq dan Shaduq berdiri di hadapan raja. Raja berkata, “Bersujudlah kamu kepadaku. Akulah raja dan tuhan.”
Keduanya menjawab, “Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Alloh.”
Raja berteriak, “Tidak, wahai tabib, tiada tuhan selain diriku.”
Surat Yasin – Mereka berkata, “Alloh adalah Tuhan yang esa, Tunggal, tempat bergantung seluruh makhluk dalam segala hal, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. Sedangkan engkau hanyalah seorang manusia lemah.” Setelah terjadi perdebatan yang cukup panjang akhirnya raja menyuruh pengawalnya untuk memenjarakan kedua nabi tersebut. Setelah kedua nabi tersebut dipenjara, lalu Alloh mengangkat Sam’an sebagai nabi.
Sam’an memasuki Antakiah sebagai seorang saudagar kaya raya. Hingga ia dikenal oleh raja dan menjadi teman dan orang dekat raja, tanpa sepengetahuan raja siapa dia sebenarnya. Raja Antikhis mencurahkan seluruh isi hatinya kepada Sam’an. Ia menceritakan banyak rahasia dan kegundahannya, termasuk tentang Shadiq dan Shaduq. Sam’an berkata, “Paduka, mengapa tidak engkau hadirkan saja mereka berdua untuk kita olok-olok?” Raja kemudian memerintahkan pengawal untuk membawa mereka. Pangawal pun datang membawa mereka dari dalam penjara. Sementara, raja menanti saat-saat ia akan menghabiskan malam penuh tawa. Ketika kedua orang rasul itu telah hadir, Sam’an berkata, “Kalian berdua mengaku bahwa Alloh-lah Dzat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan Dia menginginkan kami menyembah-Nya, bukan menyembah raja.”
Keduanya menjawab, “Ya. Alloh-lah yang telah mencipta dan memberi kita rezeki. Dia-lah yang menyembuhkan kita bila kita sakit dan yang akan menghidupkan kita kembali setelah kita mati.”
Sam’an berkata, “Paduka, biarkan aku mengolok-olok mereka. Kita akan hadirkan orang sakit, kemudian kita minta mereka menyembuhkannya. Mereka tidak akan pernah bisa menyembuhkannya, kemudian engkaulah yang akan menyembuhkannya dengan kekuatanmu.”
Raja berteriak, “Bagaimana?” Sungguh, raja telah terperangkap dalam sebuah posisi yang sangat sulit, yaitu ia sendiri tidak tahu bagaimana cara keluar darinya. Dia kemudian memanggil salah seorang pejabat yang buta. Raja Antikhis berdiri kebingungan dan tidak tahu apa yang akan ia lakukan.
Kedua rasul itu berkata, “Dengan izin Alloh, kembalilah engkau dapat melihat dan sehat.” Alloh mengembalikan penglihatan pejabat tersebut saat itu juga.
Sam’an lalu berkata, “Wahai raja negeri ini, berimanlah kepada Alloh dan jangan engkau kafir. Kami adalah para utusan Alloh untukmu. Kami mengajakmu untuk menyembah Alloh, Dzat Yang Maha Esa lagi Tunggal.” Raja memerintahkan kepada pengawal agar memasukkan Sam’an ke dalam penjara bersama dua orang rasul tersebut. Esok hari, mereka bertiga akan dijatuhi hukuman mati di hadapan seluruh rakyat.
Saat eksekusi akan berlangsung, salah seorang rasul menyeru, “Kami adalah manusia biasa seperti kalian dan Alloh mengetahui bahwa kami adalah orang yang diutus kepada kalian.”
Penduduk Antakiah menjawab, “Sesungguhnya, kami mendapat kesialan karena kalian. Kami akan membunuh kalian. Bahkan kami akan melempari kalian dengan batu sampai mati.”
Mereka kemudian melempari para rasul itu dengan batu. Di tengah kegaduhan suara itu terdengar suara lain yang membahana dan berkumandang keras, “Wahai kaumku, ikutilah para utusan itu. Ikutilah orang yang tiada meminta balasan dan harta kepada kalian. Sembahlah Alloh yang telah menciptakan kalian. Sesungguhnya, aku telah menyembah Alloh. Bagaimana mungkin aku tidak menyembah Alloh, sedang Dia telah menciptakanku dan memberiku petunjuk. Sembahlah Dia, niscaya kalian akan masuk surga pada hari kiamat nanti, dan janganlah kalian menyembah sesembahan selain-Nya, sebab kalian akan masuk neraka dan Alloh murka kepada kalian.”
Mereka berteriak, “Kami hanya akan menyembah berhala.” Seseorang berseru, “Itu Shalom.” Penduduk yang hadir mengalihkan perhatiannya dari para rasul kepada Shalom, kemudian menyiksanya hingga membunuhnya.
Surat Yasin – Saat Shalom dirajam oleh khalayak ramai, ia berseru, “Sesungguhnya, aku telah beriman kepada tuhan kalian, maka dengarkanlah pengakuan keimananku!” Ketiga rasul itu memanfaatkan kesibukan mereka memukuli Shalom untuk melarikan diri jauh dari negeri Antakiah. Para penduduk terus memukuli Shalom yang mukmin.
Ketika Shalom meninggal dunia, ruhnya naik menuju Alloh, kemudian Alloh berfirman kepadanya, “Masuklah ke dalam surga!” Alloh memuliakannya dengan penghormatan yang agung.
Shalom berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui apa yang menyebabkan Rabbku memberikan ampunan kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.” Shalom tidak peduli dengan tubuhnya yang dipotong-potong dan dipukuli di bumi, tapi ia justru mendoakan kaumnya agar mendapat hidayah dan beriman. Akan tetapi, Alloh tahu bahwa mereka tetap tidak akan beriman. Alloh pun memerintahkan kepada para malaikat untuk mengeluarkan suara pekikan yang sangat keras, hingga orang-orang kafir itu tidak tahan mendengarnya, untuk kemudian mereka mati semua. Kisah ini terdapat di dalam surat Yasin. Wallohu’alam
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!