Dunia yang fana ini merupakan kampung cobaan bagi umat manusia se-luruhnya. Ya, karena memang demi-kianlah Alloh Subhanahu Wata’ala menciptakan manusia di alam persinggahan sementara ini. Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman:
“Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya….” (QS. al-Mulk [67]: 2)
“Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan….”(QS. al-Baqarah [2]: 155)
Gumpalan awan mendung ujian ter-kadang tiba-tiba muncul ketika kita se-dang asyik menikmati cerahnya sinar ke-hidupan yang melenakan. Ujian tersebut datang tanpa peringatan terlebih dahulu. Keperihan serta kepedihan yang ditim-bulkannya tak jarang memaksa akal untuk berkata bahwa kematian lebih baik dari-pada harus menanggung derita ujian.
Ketika bencana menimpa, ujian me-nerpa, musibah datang bertubi-tubi, ingat-lah akan sebuah nasihat agung yang turun dari langit dengan firman-Nya:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu…..” (QS. al-Baqarah [2]: 45)
Alloh Subhanahu Wata’ala telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk meminta pertolongan dalam menyelesaikan setiap urusan dengan kesabaran dalam segala bentuknya. Ketika datang kepada Anda takdir Allah Subhanahu Wata’ala yang menyakitkan hati dan melelahkan jiwa, maka ketuk serta buka-lah pintu kesabaran agar lisan dan hati tidak mengecam takdir apalagi mengecam-Nya –na’udzubillahi min dzalik–.
Bagaimana mungkin seorang akan mengecam atau bahkan mengusir ujian yang bertamu ke dalam rumah kehidupan-nya? Padahal, pada hakikatnya ujian ada-lah tamu yang membawa bingkisan cinta dari Allah Subhanahu Wata’ala kepadanya.
Rosululloh
Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “…Dan se-sungguhnya jika Alloh mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Maka barangsiapa yang ridha, maka ia men-dapat keridhaan, dan barangsiapa yang murka, maka ia pun mendapat kemur-kaan.” (HR. at-Tirmidzi, hasan shahih)
Kemampuan diri untuk bersabar ter-hadap segala ketentuan yang telah Alloh Subhanahu Wata’ala tetapkan adalah sebuah pertolongan yang besar dalam setiap perkara dari per-kara-perkara yang ada. Pertolongan dalam kesabaran tersebut bahkan jauh lebih tinggi dan berharga nilainya daripada pertolo-ngan manusia yang bersifat materi.
Apalah artinya pertolongan materi dan simpati dari manusia, jika ia tetap men-cela takdir yang telah ditetapkan Alloh Subhanahu Wata’ala atas dirinya. Lisan dan hatinya tidak mam-pu bersabar dari ujian yang menderanya. Seolah-olah ia berkata kepada tamu ujian ini, “Pergilah dari rumah kehidupanku, aku tidak memiliki hidangan sabar untuk menjamumu.”
Saudaraku…
Yakinlah, barangsiapa yang berusaha untuk bersabar, niscaya Alloh Subhanahu Wata’ala akan membuatnya menjadi sabar. Insya Alloh. Wallahu a’lam.
by Taslim Qurani Indonesia