YAYASAN MUTIARA SURGA

SUNNAH-SUNNAH YANG TERLUPAKAN

sunnah yang dilupakan

Bagikan :

Rosululloh  diutus untuk menyucikan jiwa manusia dari pekatnya kotoran jahiliyah yang melekat dan juga untuk membingkai ulang puing-puing hati, yang sebelumnya bagaikan sarang laba-laba kebatilan. Lalu beliau menyinarinya dengan sinar Islam dan mengentaskannya dari bawah timbunan kebatilan. Jiwa manusia pun kokoh, sehat seperti sediakala, mengamalkan apa saja yang diketahuinya baik perkara-perkara wajib maupun yang sunnah. Alhasil, jiwa manusia ketika itu memimpin dan menjadi panglima, hingga kurun waktu tertentu –sesuai dengan kehendak Alloh .

Namun setelah era mereka –generasi terdahulu–, datanglah generasi baru yang dibuat buta oleh dunia. Akibatnya, mereka tidak mampu melihat akhirat dan gagal beramal untuknya. Sedikit demi sedikit mereka mulai enggan mengamalkan ajaran Islam. Mungkin saat ini sebagian besar kaum Muslimin masih mengamalkan perkara yang wajib, namun hanya sedikit dari mereka yang memperhatikan, mempelajari dan mengamalkan amalan-amalan yang disunnahkan. Rosululloh  diutus untuk menyucikan jiwa manusia dari pekatnya kotoran jahiliyah yang melekat dan juga untuk membingkai ulang puing-puing hati, yang sebelumnya bagaikan sarang laba-laba kebatilan. Lalu beliau menyinarinya dengan sinar Islam dan mengentaskannya dari bawah timbunan kebatilan. Jiwa manusia pun kokoh, sehat seperti sediakala, mengamalkan apa saja yang diketahuinya baik perkara-perkara wajib maupun yang sunnah. Alhasil, jiwa manusia ketika itu memimpin dan menjadi panglima, hingga kurun waktu tertentu –sesuai dengan kehendak Alloh .

Berikut ini adalah sebagian kecil di antara amalan-amalan sunnah yang mulai ditinggalkan oleh kaum Muslimin:

  1. Meruqyah diri sendiri atau keluarganya.

Dari ‘Aisyah  ia berkata:

“Bahwa Nabi  meruqyah diri beliau sendiri dengan doa-doa perlindungan ketika sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan pada wafatnya beliau. Ketika kondisinya sudah mulai berat (sakitnya bertambah parah) maka akulah yang meruqyah beliau dengan doa tersebut, aku usap tubuh beliau dengan tangannya karena keberkahannya.” (HR. al-Bukhori)

2. Berdoa ketika mengenakan pakian baru.

Dari Abi Sa’id al-Khudri  ia berkata:

“Rosululloh  jika mengenakan pakian baru, beliau menyebut nama Alloh , baik ketika memakai gamis maupun sorban, kemudian beliau membaca, Ya Alloh, bagi-Mu segala pujian, Engkau yang memberikan pakian ini kepadaku, aku memohon kepada-Mu kebaikannya serta kebaikan yang karenanya pakain ini dibuat, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pakian ini serta keburukan karenanya pakian ini dibuat.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

3. Mengucapkan salam.

Dari ‘Abdulloh bin Amr  ia men-ceritakan:

“Seseorang bertanya kepada Rosululloh ,“Islam bagaimankah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Engkau memberi makan (kepada yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal maupun yang tidak.” (HR. Muslim)

Dari Anas bin malik , ia berkata:

“Bahwa Rosululloh  melewati anak-anak kecil dan beliau   mengucapkan salam kepada mereka.” (HR. Muslim)

4.  Berwudhu sebelum mandi besar.

Dari ‘Aisyah , ia berkata:

“Bahwa Nabi , jika mandi karena berhadats besar (junub) beliau memulai dengan membasuh kedua tangannya, kemudian  berwudhu seperti wudhu ketika hendak sholat, kemudian memasukkan jari-jemari ke air (bajana) dan menyela-nyela rambut dengannya, setelah itu membasuh kepala dengan tiga genggam tangan, setelah itu beliau menyiramkan air keseluruh tubuhnya.”(HR. al-Bukhori)

5. Mengamini imam dengan mengeraskan suara.

Dari Abu Huroiroh , ia berkata:

“jika imam mengucapkan ‘amin’ (setelah membaca al-fatihah), maka ucapkanlah oleh kalian ‘amin’ karena siapa yang ucapan ‘amin’ nya menyamai ucapan amin para malaikat, maka di-ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (al-Bukhari dan Muslim)

6. Mengeraskan suara ketika membaca dzikir setelah sholat.

Dalam hadits shohih disebutkan bahwa orang-orang mengeraskan suara mereka dengan bacaan dzikir ketika selesai sholat, perkara ini dilakukan pada masa Nabi .

Ibnu Taimiyyah  berkata: “Di-anjurkan mengeraskan bacaan dan membacah tasbihtahmid, dan takbir setelah sholat.”

Sunnah ini telah terputus pada ke-banyakan masjid sehingga tidak ada pembeda antara kondisi masih sholat atau setelah imam membaca salam (selesai sholat), karena semua orang diam dan tidak mengeraskan bacaan dzikir.

Ini tidak berarti dianjurkannya dzikir secara bersama-sama. Yang disunnahkan adalah masing-masing mengeraskan bacaan dzikirnya sendiri-sendiri.

7. Membuat sutroh (penghalang) pada saat sholat fardhu maupun sunnah.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri , bahwa Rosululloh  bersabda:

“Jika salah seorang di antara kalian sholat, maka buatlah sutroh (di hadapan-nya) dan hendaklah ia mendekatkan ke-padanya. Jangan ia membiarkan seorang pun lewat di depannya (antara dia dan sutroh), jika ada seseorang yang tetap ingin melewatinya, maka lawanlah (halangilah), karena sesungguhnya ia adalah setan.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

8. Mengikuti bacaan muadzin.

Dari Abdullah bin Umar , bahwa ia mendengar Rosululloh  bersabda:

“Jika kalian mendengar muadzin (me-ngumandangkan adzan), maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya, kemudian bersholawatlah untukku, karena barangsiapa yang ber-sholawat untukku satu kali, maka Alloh  akan bersholawat kepadanya sepuluh kali. Setelah itu mintalah wasilah untukku, karena ia merupakan satu tempat (kedu-dukan) di surga yang tidak dimasuki ke-cuali oleh seorang hamba dari hamba-hamba Alloh, dan aku berharap akulah hamba tersebut. Siapa yang memintakan wasilah kepada-ku, maka ia berhak mendapatkan syafaatku.” (HR. Muslim)

9. Berlomba-lomba untuk mengu-mandangkan adzan dan bersegera menuju sholat, serta berupaya untuk mendapatkan barisan per-tama.

Dari Abu Huroiroh , Rosululloh  bersabda:

“Sekiranya orang-orang tahu (pahala) apa yang terdapat pada adzan serta shaf (barisan) pertama, kemudian masing-masing mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan undian, niscaya mereka akan melakukan undian. Dan seandainya mereka tahu (pahala) apa yang terdapat dalam bersegera menunaikan sholat, pasti mereka akan berlomba-lomba untuk men-jadi yang pertama dalam menuju sholat. Dan seandainya mereka tahu (pahala) apa yang terkandung dalam sholat Isya’ dan shubuh, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)

10. Mengibaskan tempat tidur ketika hendak tidur.

Dari Abu Huroiroh , Rosululloh  bersabda:

“Jika salah seorang dari kalian hendak berbaring di peraduannya, maka hendaklah ia menggunakan ujung kainnya lalu kibaskanlah tempat tidur dengannya, kemudian membaca nama Alloh, karena sebenarnya ia tidak tahu ada apa dibaliknya. Jika ia hendak berbaring, maka berbaringlah di atas sisi kanan badannya, dan ucapkanlah, ‘maha suci Engkau wahai Robbku, dengan nama-Mu aku letakkan punggungku, dan dengan nama-Mu aku mengangkat-nya (bangun). Jika engkau menahan nyawaku, maka ampunilah ia, dan jika Engkau biarkan (Engkau hidupkan aku) maka peliharalah ia dengan sesuatu yang dengannya Engkau memelihara ha-mba-hamba-Mu yang sholih.” (HR. Muslim)

11. Bersegera untuk tidur malam (tidak begadang).

Begadang tidak boleh dilakukan, kecuali demi suatu maslahat, seperti be-lajar, mengobati orang sakit, dan sejenis-nya. Dalam Shohih, al-Bukhori dan Muslim disebutkan bahwa Rosululloh  membenci tidur sebelum Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya.”

Demikianlah di antara beberapa amalan sunnah yang mulai ditinggalkan oleh kaum Muslimin karena mungkin dianggap sepele atau tidak memiliki penge-tahuan tentangnya. Tentu saja masih banyak amalan-amalan sunnah lain yang perlu diperhatikan dan diamalkan oleh kaum Muslimin.

Semoga dengan pengamalan terhadap perkara-perkara sunnah tersebut kita termasuk orang-orang yang telah melaksanakan perintah Alloh . Alloh  berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan.” Yaitu dengan mengamalkan seluruh ajarannya.

Wallohu a’lam.

Sumber:

Diambil dari Buletin As-Silmi Bogor

Artikel:

www.inilahfikih.com

Download E-Book Panduan Ramadhan

Categories